BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Timbulnya kesadaran akhlak dan
pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkatan yang menentukan corak hidup
manusia. Akhlak, moral atau susila adalah pola tindakan yang didasarkan atas
nilai mutlak kebaikan. Hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah
jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya hidup yang tidak
bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran itu.
Anak remaja sekarang banyak menyalah
artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita
bebas melakukan perbuatan apapun itulah yang ada dibenak mereka semua. Salah
satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.
Biasanya para remaja melakukan
perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin tahunya dan ingin mencoba
sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan yang melanggar
agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Merekapun melakukan
hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar
mereka.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dan perbedaan dari
etika, moral dan akhlak?
2. Apakah moderrnisasi dan globalisasi
serta dampaknya terhadap etika, moral
dan akhlak remaja?
3. Apakah pengertian pergaulan bebas?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
pengertian dan perbedaan dari etika, moral dan akhlak
2.
Mengetahui
modernisasi dan globalisasi serta dampaknya terhadap etika, moral dan
akhlak remaja
3.
Mengtahui
pengertian pergaulan bebas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ETIKA
Pengertian Etika( Etimologi) , berasal dari
bahasa Yunani adalah“Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom) .Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya,
tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku.
Istilah lain
yang identik dengan etika, yaitu:
ü Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada
dasar-dasar, prinsip, aturan hidup yang
lebih baik.
ü Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika
berarti ilmu akhlak
Filsuf Aristoteles, dalam
bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika,
sebagai berikut:
Ø Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini
adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
Ø Manner dan Custom, membahas etika yang berkaitan
dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian “baik dan buruk” suatutingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan
definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya;
antara lain:
1.
Merupakan
prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of
morality, including the science of good and the nature of the right)
2.
Pedoman
perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari
kegiatan manusia. (The rules of
conduct, recognize in respect to a
particular class of human actions)
3.
Ilmu
watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagaiindividual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual).
4.
Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The
science of duty) .
1.
Macam-macam
Etika
Dalam membahas
Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan
atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral(mores). Manusia disebut
etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi
hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi
dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan
antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan
etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:
a.
Etika Deskriptif
Etika yang
menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai.
Artinya Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi
tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
b.
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap
dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup
ini.Jadi Etika Normatif merupakan norma- norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk,sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi
tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi,
yaitu sebagai berikut:
1. Jenis pertama, etika
dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai
baik dan buruk dari perilaku manusia.
2. Jenis kedua, etika
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yangmembicarakan baik buruknya perilaku
manusia dalam kehidupan bersama.Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa
ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya
etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
3. Jenis ketiga, etika
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan
evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia.
Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta,cukup informasi,
menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif,
direktif dan reflektif.
Dalam encyclopedia Britanica, Etika dinyatakan
sebagai filsafat moral, yaitu study yang sistematik mengenai sifat dasar dari
konsep-konsep nilai baik, buruk, benar, salah, dan sebagainya. Dari definisi
etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan
empat hal sebagai berikut :
a.
Dilihat
dari segi objek pembahasannya, etika
berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
b.
Dilihat
dari segi sumbernya,
etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
c.
Dilihat
dari segi fungsinya,
etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan
yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik,
buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih
berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh
manusia. Etika lebih mengacu pada pengkajian system nilai-nilai yang ada.
d.
Dilihat
dari segi sifatnya,
etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
2.
Akhlak
Akhlak adalah
konsep abadi dari Khalik Maha Pencipta dan muthlak mestinya dilakukan makhluk
manusia yang telah diciptakan. Premis ini, memberikan suatau kenyataan bahwa
makhluk manusia mesti terikat erat dengan Khalik sang Pencipta.
Akhlak adalah salah satu jembatan yang
mendekatkankan makhluk dengan Khaliknya.Karena itu beragama bukanlah sebuah
beban. Membebaskan diri dari ketentuan Maha Pencipta, atau membebaskan manusia
dari nilai-nilai agama (seperti paham free of values) samalah artinya
menjadikan makhluk manusia yang tidak punya makna.
Semestinya
agama harus dilihat sebagai satu kebutuhan utama. Betapapun kebutuhan materi
telah dapat dipenuhi, hidup senantiasa hambar dan gersang apabila kebutuhan im-
materi (ruhanik) tidak terpenuhi.
Dari sisi ini
kita melihat, bahwa manusia tanpa agam,a sama saja dengan makhluk yang bukan
manusia. Perikehidupan tanpa bimbingan agama, artinya sama dengan peri
kehidupan tidak berperikemanusiaan.
B.
PEMNGERTIAN
MORAL
Istilah Moral berasal dari bahasa
Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu
mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila
kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata
’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai
arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama
dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
Moral dalam arti istilah adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,
salah, baik dan buruk.
Sedangkan yang membedakan hanya
bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa
Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak
bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan
norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa
pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai
dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin
moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada
lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi
moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah
sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan
buruk.
Kemoralan merupakan sesuatu yang
berkait dengan peraturan-peraturan masyarakat yang diwujudkan di luar kawalan
individu (DorothyEmmet,1979) mengatakan bahawa manusia bergantung kepada
tatasusila,adat, kebiasaan masyarakat dan agama bagi membantu menilai
tingkahlaku seseorang.
1.
Dampak
Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Akhlak, Etika, Dan Moral Remaja
Modernisasi merupakan suatu proses
transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di
berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal
dari kata global atau globe artinya bola dunia atau mendunia. Jadi, globalisasi
berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia.
Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap
masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
a.
Sikap
Positif
1)
Penerimaan
secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama
yang bersikap kolot
2)
Mengembangkan
sikap antisipatif dan selektif kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal
yang akan atau sedang terjadi.
b.
Sikap
Negatif
1.
Tertutup
dan was-was (apatis)
2.
masyarakat
yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada
3.
Acuh
tah acuh
4.
masyarakat
awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi
5.
Kurang
selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi
6.
Menerima
setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter
Modernisasi dan globalisasi dapat
masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai media, terutama media elektronik
seperti internet. Karena dengan fasilitas ini semua orang dapat dengan bebas
mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran
seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat.
Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan,
dan masyarakat.
Untuk itu, diperlukan pemahaman
agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan
selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut
dapat saja masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja
dan terjadilah penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek
dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak mengarah ke negatif. Kita dapat
kehilangan budaya negara kita sendiri dan terbawa oleh budaya barat, jika
masyarakat Indonesia sendiri tidak mempelajari pengetahuan tentang kebudayaan
Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya barat yang
kita serap disaring terlebih dahulu. Karena tidak semua budaya barat adalah
baik. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai
dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan moral
bangsa Indonesia sendiri.
2.
Kondisi
akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan
Berikut ini adalah beberapa fakta
mengenai penurunan akhlak masyarakat yang diadapat dari berbagai masyarakat. 15-20
persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual
di luar nikah 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap
tahunnya Hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV
positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan
berasal dari usia 15-29 tahun Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja
seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah
berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang Setiap
tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen
diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja Berdasarkan data
kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling banyak
berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan
pengguna.
Jumlah kasus kriminal yang dilakukan
anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini
berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain
pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan. Sejak Januari hingga Oktober
2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% dibandingkan tahun
sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.
Kemorosotan akhlak di atas
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a.
Salah
pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang tidak baik.
b.
Orang
tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya,
bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah.
Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c.
Ingin
mengikuti trend, bsia saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat
keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok
dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d.
Himpitan
ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
e.
Kurangnya
pendidikan Agama dan moral.
f.
Faktor-faktor
di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Dengan
berkembang pesatnya teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi
lebih transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring informasi ini
dapat mengganggu akhlak. Pesatnya perkembangan teknologi dapat membuat
masyarakat melupakan tujuan utama manusia diciptakan, yaitu untuk beribadah.
Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai
memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh
terhadap etika, moral, dan akhlak. Peran orang tua sangat penting dalam
pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama
sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak
kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap
anak.
Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk
menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa
ini, orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam
pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak
penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak
hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di
sekelilingnya.
C.
PENGERTIAN
PERGAULAN BEBAS
Kita tentu
tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang,
yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran
yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan
maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah
keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang
bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam
kemajuan bangsa.
Pergaulan
bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia
adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan
hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship).
1.
Penyebab
Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia
Ada banyak sebab remaja melakukan
pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar
dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal
keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan
perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan
narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian.
Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
a.
Sikap
mental yang tidak sehat
Sikap
mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap
pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi
mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan
emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian
yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang
menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan
mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang
nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa
jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif,
contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
b.
Pelampiasan
rasa kecewa
Yaitu
ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap
orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang
memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang
sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan
masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan
remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal
negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak
nyaman dalam lingkungan hidupnya.
c.
Kegagalan
remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena
norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah
westernisasi.
2.
Ciri-Ciri
Pergaulan Bebas
a. Penghamburan harta untuk memenuhi
keinginan sex bebasnya
b. Upaya mendapatkan harta dan uang
dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji
c. Menimbulkan perilaku munafik dalam
masyarakat
d. Rasa ingin tahu yang besar
e. Rasa ingin mencoba dan merasakan
f. Terjadi perubahan-perubahan emosi,
pikiran, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.
g. Mudah mengalami kegelisahan, tidak
sabar, emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan,
ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba
dalam banyak hal.
h. Kesukaran yang dialami timbul akibat
konflik karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri sendiri dan keinginan
akan perasaan aman sebagai seorang anak dalam keluarganya.
i. Banyak mengalami tekanan mental dan
emosi.
j. Terjerat dalam pesta hura-hura
ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain.
3.
Dampak
dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali
dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum
bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan
adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah
terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala
segi.
4.
Solusi
Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua
mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran
minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap
orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata
tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan
hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih
banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Memperbaiki
cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,
maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan
yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan
kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
b.
Menjaga
keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan
mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat,
misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang
dengan kegiatan positif
c.
Jujur
pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang
terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat
dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka
sendiri.
d.
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
e.
Perlunya
remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan.
Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada
diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu
yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif
untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir
panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja
yang terkena HIV & AIDS nantinya.
5.
Cara
pergaulan yang baik.
Pergaulan
yang baik sebenarnya gampang-gampang susah.yang jelas tergantung dari tingkah
laku kita sendiri.Kita harus banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang kita
percayai atau keluarga kita sendiri.Dalam bergaul yang sangat mempengaruhi
adalah lingkungan sekitar.Ada pepatah yang mengatakan masuk ke kandang kambing
tapi jangan seperti kambing,begitu juga dengan bergaul kita harus memperhatikan
lingkungan sekeliling kita.bagaimana cara orang cara orang berperilaku yang
baik.Gaya berbicara yang sopan dan santun dalam bergaul tidak harus dengan cara
ugal-ugalan atau ketenaran semata.Jadi yang harus kita lakukan adalah jadi diri
kamu sendiri bagaimana oarang disekeliling kamu merasa nyaman saat
berkomunikasi dengan kita.Jadi cobalah memberanikan diri untuk mengungkapkan
apa yang ada di dalam isi hati kita.
6.
Mengapa
pergaulan bebas dapat terjadi dikalangan remaja.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional Synovate atas
nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku seksual remaja berusia
14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta,
Bandung dan Surabaya.
Hasil
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar
melakukan hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma
agama. Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku
seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut adalah
karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.
Dari pembahasan di atas, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a.
Perbedaaan
antara akhlak, moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan
pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum
di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik
buruk itu adalah kesadaran akan diri sendiri yang dilandasi dengan pendidikan
agama.
b.
Modernisasi
adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju
atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan
globalisasi adalah suatu proses masuk ke lingkungan dunia, dimana semua
informasi dari berbagai belahan dunia dapat diakses dengan mudah dan cepat.
Kedua hal ini dapat memberi pengaruh positif dan negatif tergantung pada
kemampuan masyarakat untuk menyaring informasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar