BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen
alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur
alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan
ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari
budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai
mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya
dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan
cenderung merusak lingkungannya.
Kerusakan
lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain
letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi
seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia. Pencemaran akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang
dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau
kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk
hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi
manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin
bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak
yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan
populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan
itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya
industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2. Industri
mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat
selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat
terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti
sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang
ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami akan memaparkan masalah mengenai:
a. Apa saja jenis-jenis polusi udara, air, tanah dan penyebabnya ?
b. Dampak apa yang diakibatkan dan bagaimana langkah penanganan polusi udara, air, tanah ?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah agar diketahui jenis-jenis polusi udara,
air, tanah beserta penyebabnya, dampak dan langkah penanganan polusi
udara, air, tanah guna menjadikan kehidupan masyarakat dan lingkungan
yang semakin sehat.
BAB II
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
A. Udara
Dalam
kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua
siklus sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan
mengeluarkan CO2 dan pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama manusia hidup. Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.
Udara
yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara
yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan
kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran udara
tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara
berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dan sebagainya.Dengan
pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat luas.
B. Dampak Polusi Udara
1. Terhadap kesehatan manusia
Telah
lebih dari dua dasawarsa ini penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) dan gangguan saluran pernafasan lain selalu menduduki peringkat
pertama dari 10 penyakit terbanyak yang dilaporkan oleh pusat-pusat
pelayanan kesehatan masyarakat seperti: Puskesmas, Klinik, dan Rumah
Sakit. Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan
saluran pernapasan lain adalah: rendahnya kualitas udara di dalam rumah
dan atau di luar rumah baik secara biologis, fisik, maupun kimia.
Hampir
semua penyakit dan kematian yang terkait dengan pencemaran udara
tersebut tercatat dan dilaporkan oleh Departemen Kesehatan melalui rumah
sakit, puskesmas, dinas kesehatan provinsi dan kota/kabupaten. Namun,
baik di tingkat pusat, provinsi, kota atau kabupaten, struktur
organisasi yang spesifik menangani penanggulangan berikut pengawasan
dampak kesehatan kualitas udara tersebut belum ada di institusi
kesehatan. Sehingga, situasi dan kondisi ini dapat memperlemah upaya
penanggulangan dampak kesehatan pencemaran udara berikut surveilans-nya.
Dimana pada gilirannya, berakibat pada lemahnya informasi tentang
kondisi senyatanya dampak kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran
udara.
Polusi udara yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia dan lingkungan adalah:
a. Gas Karbon monoksida (CO)
Gas
karbon monoksida (CO) di atmosfer dalam keadaan normal konsentrasinya
sangat sedikit sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan aktifitas
penggunaan kendaraan bermotor dan industri yang padat, konsentrasi gas
CO dapat mencapai 10 – 15ppm. Gas CO di dalam paru-paru bereaksi dengan
hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi pengangkutan
oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO di udara (ppm)
|
Konsentrasi COHb dalam darah (%)
|
Gangguan pada tubuh
|
3
|
0,98
|
Tidak ada
|
5
|
1,30
|
Belum begitu terasa
|
10
|
2,10
|
Gangguan sistem saraf sentral
|
20
|
3,70
|
Gangguan panca indera
|
40
|
6,90
|
Gangguan fungsi jantung
|
60
|
10,10
|
Sakit kepala
|
80
|
13,30
|
Sulit bernafas
|
100
|
16,50
|
Pingsan hingga kematian
|
(Ernawati dkk. 2008)
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Pusing/sakit kepala
b) Rasa mual
c) Pingsan (ketidak sadaran)
d) Kerusakan jaringan otak
e) Sesak nafas
f) Kematian
g) Gangguan pada kulit
h) Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
b. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
C. Polusi Udara
Seperti
sudah disinggung diatas, Dampak polusi udara terjadi sebagai efek
negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju,
aktifitas alam dsb.
Secara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat dan polusi gas.
1. Partikulat
Partikulat
(partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan
/ bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
a. Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
b. Kabut (fog) : aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
c. Asap (smoke) : campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang diudara.
d. Debu (dust) : aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan angin.
e. Fume : aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f. Plume : asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
g. Smoge : campuran dari smoke dan fog.
2. Gas
a. Sulfur Dioksida (SO2):
dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung sulfur,
pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek
iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak
napas.
b. Hidrogen Sulfida (H2S):
dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat menimbulkan bau
yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous olfactory)
c. Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2):
gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan
bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan
melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru
mudah terserang infeksi.
d. Amoniak (NH3):
berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap
menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis,
merusak indra penciuman.
e. Karbon Dioksida (CO2),
Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran menghasilkan
gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek
sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang
amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak
kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.
3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a. Korosif : bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada bagian atas.
b. Asfiksia : ini
terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen
atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c. Anesthesia : adalah
dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d. Toksis : dampak
yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah
dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.
4. Pengendalian Emisi
Bila
emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu
emisi, perlu dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:
a. Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar tidak ikut terlepas kelingkungan.
b. Pengendap
Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan
gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi
dinding tabung silikon.
c. Pengendap
Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara
perlahan sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.
d. Pengendap
Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini
cocok untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini
berupa tabung silinder yang dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri
arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif dan tertarik
kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
e. Filter Basah: untuk memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang digunakan adalah larutan penyerap.
f. Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.
g. Hujan Asam
Atmosfer
dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan kilometer jauhnya,
sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya,
Atmosfer bertindak sebagi reaktor kimia yang kompleks merubah cat
pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air dan energi
matahari. Pada kondisi dimana SO2 bereaksi menjadi uap air membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam
nitrat) yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang
dikenal dengan hujan asam, air hujan dengan pH 5,6 dapat menimbulkan
kerusakan berbagai jenis logam.Dampak dari hujan asam antara lain:
a) Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
b) Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
c) Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
d) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah.
e) Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan sebagai satu-satunya air mandi.
BAB III
DAMPAK POLUSI AIR TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
A. Air
Kita
hidup dizaman serba canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan
tetapi, dampak negative yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi
yang mana merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen
lain yang merugikan lingkungan dari akibat aktivitas manusia atau prose
alami. Serta menyebabkan polusi yang disebut polutan. Suatu hal
dikatakan polutan apa bila kadar melebihi/kurang dari batas normal.
Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.Polutan sendiri dapat
berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi, makhluk hidup, dan
sebagainya. Dan bila polutan berlebihan, ekosistem tidak dapat seimbang
dan tidak dapat melakukan regenerasi (pembersihan sendiri).
Polusi
air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen lainnya di
dalam air sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai
dengan adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak
murni lagi.
Dikutip
dalam Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup
No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah
masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.
Itulah kenapa air sebagai sumber utama bagi manusia serta makhluk hidup lainnya dimuka bumi ini karena merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Akan tetapi, fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami, dll dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran air.Kenapa? Karena polusi adalah sebagian dari akibat aktivitas makhluk hidup yang mana dapat merubah kualitas terhadap air di muka bumi.
Itulah kenapa air sebagai sumber utama bagi manusia serta makhluk hidup lainnya dimuka bumi ini karena merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Akan tetapi, fenomena alam seperti gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami, dll dapat mengakibatkan perubahan besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran air.Kenapa? Karena polusi adalah sebagian dari akibat aktivitas makhluk hidup yang mana dapat merubah kualitas terhadap air di muka bumi.
B. Ciri-Ciri Air Tercemar Polusi
Ciri-ciri
air yang mengalami polusi/tercemar sangat bervariasi karena tergantung
dengan jenis air dan polutan yang terkandung didalamnya. Namun cirri
yang paling mudah diketahui adalah:
· Berbau
· Berwarna
· Beracun
· Berasa
C. Sifat-Sifat Pencemaran Air
Untuk mengetahui terpolusinya air dapat diamati dengan terjadinya perubahan-perubahan antara lain :
1. Nilai pH
Keasaman dan alkalinitas pH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif.
2. Suhu
Apabila
suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga
sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu
memiliki suhu pas di ukuran 00 celcius.
3. Warna, bau dan rasa
1) Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
2) Bau
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
3) Rasa
Air
normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut. Jumlah
kandungan oksigen dalam air. Pencemaran mikroorganisme patogen Kandungan
minyak Kandungan logam berat Kandungan bahan radio aktif
D. Macam-Macam Sumber Air Yang Berpolutan
Macam-macam sumber air yang berpolusi, antara lain:
1. Limbah industry
2. Pertanian
3. Rumah Tangga
Ada beberapa tipe polutan yang mana dapat merusak perairan, yaitu:
1. Mengandung bibit penyakit
2. Butuh banyak O2 (Oksigen) untuk penguraiannya (sehingga kekurangan O2 saat proses penguraian)
3. Bahan-bahan kimia organik dari industry
4. Limbah pupuk pertanian
5. Bahan-bahan yang tidak sedimen (endapan)
6. Bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas
Padahal
air adalah unsur alam yang penting bagi manusia dengan sifat mengalir
dan meresapnya. Akan tetapi, karena jalur-jalur aliran dan resapan air
terhambat karena polutan, timbulah banjir.
Musibah
banjir dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan akibat polusi air, antara
lain: Banjir bandang (banjir besar), yaitu: terjadi dari akibat meluap
dari jalur-jalur aliran (sungai) dengan volume air yang sangat besar.
Banjir genangan, yaitu: banjir lokal/setempat karena akibat dari
tergenangnya/terkonsentrasinya air hujan pada daerah tersebut yangmana
saluran air (arainase) dan lahan resapannya sangat terbatas sehingga air
bisa masuk/menggenangi lingkungan serta dalam rumah kita. Penggunaan
pada insektisida seperti DDT (Dhicloro Diphenil Trichonethan) oleh para
petani untuk memberantas hama tanaman serta serangga penyebar penyakit
secara berlebihan dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air yang
diserap oleh tanaman. Sehingga terjadi pembusukan yang berlebihan
diperairan dapat pula menyebabkan pencemaran. Pembuangan sampah dapat
mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang
karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Serta
pembuangan sampah organik yang dibuang ke sungai terus-menerus, selain
mencemari air, pada musim hujan akan timbul bencana banjir.
E. Penyebab Dari Timbulnya Pencemaran Air
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Sampah organik seperti air comberan menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah
pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai
citarum.
F. Bahaya Yang Ditimbulkan
Bibit
penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun
dan bahan radioaktif yang mana dapat merugikan manusia. Kenapa? Karena
polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi
apabila kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan.
Karena proses penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga
timbulah polusi pada air.
Permasalahan
terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah disembarang tempat.
Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau got-got kecil
rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
Contoh
kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh sebuah
industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan
dan masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.
G. Akibat Air Tercemar
Akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen (O2)
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat
5. Akibat
penggunaan pastisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan
penyakit, juga membunuh serangga dan maskhluk berguna terutama predator
6. Kematian biota kuno, seperti: plankton dan lainnya bahkan burung
7. Mutasi sel, kanker, dan leukemia
Akibat dari timbulnya air yang tercemar menurut situs wikipedia, antara lain:
1. Dapat menyebabkan banjir
2. Erosi
3. Kekurangan sumber air
4. Dapat membuat sumber penyakit
5. Tanah longsor
6. Dapat merusak ekosistem sungai
H. Usaha-Usaha Guna Mengatasi Dan Mencegah
Pada
musim hujan, biasanya pasti akan terjadi yang mananya banjir. Mungkin
langkah-langkah dibawah ini dapat mencegah adanya banjir genangan,
antara lain:
Dalam
perencanaan jalan- jalan lingkungan baik program pemerintah maupun
swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air
misalnya penggunaan bahan dari pavling blok (blok-blok adukan beton yang
disusun dengan rongga-rongga resapan air disela-selanya). Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan,
pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan
tersebut. Apabila di halaman pekarangan-pekarangan rumah kita masih
terdapat ruang- ruang terbuka, buatlah sumur-sumur resapan air hujan
sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air
meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut,
sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
Persediaan
air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan
yang rendah atau meninggikan lantai rumah. Apabila air hujan tidak
tertampung oleh selokan- selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur-sumur
resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah
tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan
karena bias mencemari kandungan air tanah. Apabila air banjir masuk ke
rumah menapai ketinggian 20-50 cm, satu- satunya jalan adalah
meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
Cara
lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini
sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana
secara mendetail.Banyak sekali jenis penanganan pada air buangan,
antara lain:
1. Proses penanganan primer (membuang bahan-bahan padatan yang mengendap atau mengapung)
· Penyaringan
· Pengendapan (menghilangkan komponen-komponen fosfor dan padatan tersuspensi) dan pemisahan
· Pemindahan endapan
2. Proses penanganan sekunder (proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologi)
· Penyaringan trikel
· Lumpur aktif
· Proses penanganan tersier
· Adsorpsi (bahan-bahan organik terlarut)
· Elektrodoalisis (menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut sampai pada konsentrasi air semula, sebelum digunakan)
· Osmosis berlawanan
· Khloranisasi (menghilangkan organisme penyebab penyakit)
BAB IV
DAMPAK POLUSI TANAH TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
A. TANAH
Tanah
merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di
muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.
Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari
permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga
kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi
ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara,
pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar
ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi
syarat (illegal dumping).
Tanah
Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam
sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para
penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi.
Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh
kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang
kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering,
mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah
akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Tanah
tidak tercemar. Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih
memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang
merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau
busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak
mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk
alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa
mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1. Tanahnya subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6. Tidak mengandung sampah anorganik
B. Penyebab Pencemaran Tanah
Sumber
pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa
dikatakan mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran
air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya
juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida
karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar
udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada
tanah.
Permukaan
tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif,
logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah
sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air
permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan pencemar tanah
dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari,
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi
yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri. Secara umum,
Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian.
1. Limbah domestik
Limbah
domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan
misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa
limbah padat dan cair.
a. Limbah
padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik,
kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang
subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan
mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun
kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus
air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang
akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
b. Limbah
cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.
2. Limbah industri
Limbah
Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang
merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya
sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat
yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb,
Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
3. Limbah pertanian
Limbah
pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama
tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan
tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin
berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman
tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman
kebal terhadap pestisida tersebut.
C. Dampak Dari Pencemaran Tanah
1. Dampak Pada Kesehatan
Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis
(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf
otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala,
pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia
yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian..
2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar
ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran
tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain
dari rantai makanan tersebut.
Dampak
pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar
ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
D. Upaya yang Harus Dilakukan.
Limbah
domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan
cara memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah
terurai oleh tanah, dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai
tanah tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk terurai oleh
tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah, misalnya dijadikan
bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat
permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus
kotoran hewan dapat dibuat biogas dan lain-lain.
Sedangkan
sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi
barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan
dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara
mengolah limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut.
Limbah
pertanian, yaitu dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan
berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti
dengan penggunaan pupuk kompos. Adapun penanganan untuk pembersihan
tanah, yaitu:
1. Remediasi
Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-site
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang
kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah
atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Tindakan
pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran
dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar
yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan
terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai
berikut:
E. Langkah pencegahan
Pada
umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain:
1. Sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara
tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah
senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan
oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah
yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual
maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga
tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar
dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3. Pengolahan
terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan
mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan
agar dilakukan proses pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
BAB V
PENUTUP
Dalam penulisan makalah mengenai “Dampak Polusi Udara Terhadap
Kesehatan Manusia” ini, kami mendapatkan beberapa hal, yaitu:
A. Kesimpulan
Dari
penyusunan makalah ini kami menyimpulkan bahwa udara adalah komponen
yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia.
Namun, seiring laju globalisasi semakin sulit mendapatkan udara sehat d
ari alam bebas terutama di kota-kota besar.
B. Saran
Sekiranya
pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu selaku
insan manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep
keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat
lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya
akan tercipta lingkungan yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar