BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu
media yang paling populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang
dimiliki oleh internet maka internet untuk saat ini sudah menjadi barang yang
tidak asing lagi. Sayangnya dengan berkembangnya internet dan aplikasi
menggunakan internet semakin berkembang pula kejahatan sistem informasi. Dengan
berbagai teknik banyak yang mencoba untuk mengakses informasi yang bukan
haknya. Maka dari itu sejalan dengan berkembangnya media internet ini harus
juga dibarengi dengan perkembangan pengamanan sistem informasi.
Berbagai macam teknik digunakan untuk melindungi
informasi yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak, salah satunya adalah
teknik steganografi. Teknik sudah dipakai lebih dari 2500 tahun yang lalu untuk
menyembunyikan pesan rahasia. Berbeda dengan teknik kriptografi, steganografi
menyembunyikan pesan rahasia agar bagi orang awam tidak menyadari keberadaan
dari pesan yang disembunyikan. Teknik ini sering digunakan untuk menghindari
kecurigaan orang dan menghindari keinginan orang untuk mengetahui isi pesan
rahasia tersebut.
Dengan berkembangnya dunia multimedia, maka steganografi
modern menggunakan file-file
multimedia ini sebagai kedok untuk menyembunyikan pesan, teknik ini dikenal
dengan sebutan digital watermarking.
Lalu lintas file-file multimedia di
internet sudah lumrah sehingga akan mengurangi kecurigaan akan adanya pesan
rahasia.
Salah satu jenis file
multimedia yang populer adalah file dengan format mp3. Semenjak 6-7 tahun
terakhir, file audio dengan format
ini menjadi yang terpopuler hingga sekarang. Walaupun jenis kompresi yang
lainnya beberapa memiliki kualitas yang lebih baik, namun sifat kosmopolit dari
mp3 belum dapat tersaingi hingga saat ini.
Maka dari itu penggunaan mp3 sebagai salah satu media
steganografi merupakan langkh yang baik. Lalu lintas pertukaran mp3 di internet
merupakan hal biasa sehingga steganografi menggunakan mp3 adalah teknik yang
baik untuk mengamankan pesan rahasia melalui media internet.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan pandangan bahwa steganografi memiliki tingkat keamanan yang cukup
tinggi dibandingkan dengan kriptografi. Lalu bagaimana steganografi dapat diterapkan
dalam file audio, terutama mp3. Kemudian memaparkan cara kerja dari salah satu software steganografi mp3 yang cukup
baik, serta menunjukan sebagaimana besar ketahanan dari file tersebut. Terakhir menyampaikan seberapa aman
steganografi mp3 untuk menyimpan pesan yang dirahasiakan.
1.3 Batasan
Pada makalah ini akan disampaikan mengenai mp3 dan
steganografi secara umum. Kemudian hanya akan membahas teknik steganografi
audio saja dan hanya membahas dalam teknik kompresi audio mp3. Pembahasan akan
memaparkan cara kerja dari software
dan percobaan menggunakan software
tersebut untuk menguji ketahanan dan keamanannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1MP3
MPEG (Moving Picture Expert Group)-1 audio layer III
atau yang lebih dikenal dengan MP3, adalah salah satu dari pengkodean dalam
digital audio dan juga merupakan format kompresi audio yang memiliki sifat
“menghilangkan”. Istilah menghilangkan yang dimaksud adalah kompresi audio ke dalam
format mp3 menghilangkan aspek-aspek yang tidak signifikan pada pendengaran
manusia untuk mengurangi besarnya file
audio.
Sejarah mp3 dimulai dari tahun 1991 saat proposal dari
Phillips (Belanda), CCET (Perancis), dan Institut für Rundfunktechnik (Jerman) memenankan proyek untuk DAB (Digital
Audio Broadcast). Produk mereka Musicam (akan lebih dikenal dengan layer 2)
tewrpilih karena kesederhanaan, ketahanan terhadap kesalahan, dan perhitungan
komputasi yang sederhana untuk melakukan pengkodean yang menghasilkan keluaran
yang memiliki kualitas tinggi. Pada akhirnya ide dan teknologi yang digunakan
dikembangkan menjadi MPEG-1 audio layer 3.
MP3 adalah pengembangan dari
teknologi sebelumya sehingga dengan ukuran yang lebih kecil dapat menghasilkan
kualitas yang setara dengan kualitas CD. Spesifikasi dari layer-layer sebagai
berikut:
·
Layer
1: paling baik pada 384 kbit/s
- Layer 2: paling baik pada 256...384 kbit/s, sangat baik pada 224...256 kbit/, baik pada 192...224 kbit/s
- Layer 3: paling baik pada 224...320 kbit/s, sangat baik pada 192...224 kbit/s, baik pada 128...192 kbit/s
Kompresi yang dilakukan oleh
mp3 seperti yang telah disebutkan diatas, tidak mempertahankan bentuk asli dari
sinyal input. Melainkan yang dilakukan adalah menghilangkan suara-suara yang
keberadaannya kurang/tidak signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses yang dilakukan adalah menggunakan
model dari sistem pendengaran manusia dan menentukan bagian yang terdengar bagi
sistem pendengaran manusia. Setelah itu sinyal input yang memiliki domain waktu
dibagi menjadi blok-blok dan ditransformasi menjadi domain frekuensi. Kemudian
model dari sistem pendengaran manusia dibandingkan dengan sinyal input dan
dilakukan proses pemfilteran yang menghasilkan sinyal dengan range frekuensi yang
signifikan bagi sistem pendengaran manusia. Proses diatas adalah proses
konvolusi dua sinyal yaitu sinyal input dan sinyal model sistem pendengaran
manusia. Langkah terakhir adalah kuantisasi data, dimana data yang terkumpul
setelah pemfilteran akan dikumpulkan menjadi satu keluaran dan dilakukan
pengkodean dengan hasil akhir file dengan
format mp3.
Proses pengkompresian mp3
dapat menghasilkan keluaran yang hampir setara dengan aslinya disebabkan oleh
kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang dapat dieksploitasi. Berikut
adalah beberapa kelemahan dari sistem pendengaran manusia yang digunakan dalam
pemodelan:
- Terdapat beberapa suara yang tidak dapat didengar oleh manusia (diluar jangkauan frekuensi 30-30.000 Hz).
- Terdapat beberapa suara yang dapat terdengar lebih baik bagi pendengaran manusia dibandingkan suara lainnya.
- Bila terdapat dua suara yang dikeluarkan secara simultan, maka pendengaran manusia akan mendengar yang lebih keras sedangkan yang lebih pelan akan tidak terdengar.
Kepopuleran dari mp3 yang
sampai saat ini belum tersaingi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama mp3 dapat
didistribusikan dengan mudah dan hampir tanpa biaya., walaupun sebenarnya hak
paten dari mp3 telah dimiliki dan penyebaran mp3 seharusnya dikenai biaya.
Walaupun begitu, pemilik hak paten dari mp3 telah memberikan pernyataan bahwa
penggunaan mp3 untuk keperluan perorangan tidak dikenai biaya. Keuntungan lainnya adalah kemudahaan akses mp3, dimana
banyak sofware yang dapat menghasilkan file mp3 dari CD dan keberadaan file
mp3 yang bersifat ubiquitos (kosmopolit).
Pada perbandingan kualitas
suara antara beberapa format kompresi audio hasil yang dihasilkan bervariasi
pada bitrate yang berbeda, perbandingan berdasarkan codec yang digunakan. Pada
128 kbit/s, LAME MP3 unggul sedikit dibandingkan dengan Ogg Vorbis, AAC, MPC
and WMA Pro. Kemudian pada 64 kbit/s,AAC-HE dan mp3pro menjadi yang teratas
diantara codec lainnya. Dan untuk diatas 128 kbit/s tidak terdengar perbedaan
yang signifikan. Pada umumnya format mp3 sekarang menggunakan 128 kbit/s dan
192 kbit/s sehingga hasil yang dihasilkan cukup baik.
2.2 Steganografi
2.2.1 Sejarah Steganografi
Steganografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Steganós yang berarti menyembunyikan dan Graptos yang artinya
tulisan sehingga secara keseluruhan artinya adalah tulisan yang disebunyikan.
Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk
menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang
dituju, orang lain tidak akan menyadari keberadaan dari pesan rahasia tersebut.
Steganografi
sudah digunakan sejak dahulu kala sekitar 2500 tahun yang lalu untuk
kepentingan politik, militer, diplomatik, serta untuk kpntingan pribadi sebagai
alat. Beberapa contoh penggunaan steganografi pada masa lampau:
- Pada tahun 480 sebelum masehi, seseorang berkebangsaan Yunani yaitu Demaratus mengirimkan pesan kepada polis Sparta yang berisi peringatan mengenai penyerangan Xerxes yang ditunda. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan meja yang telah diukir kemudian diberi lapisan lilin untuk menutupi pesan tersebut, dengan begitu pesan dalam meja dapat disampaikan tanpa menimbulakn kecurigaan oleh para penjaga.
- Pada abad ke 5 sebelum masehi, Histaiacus mengirimkan pesan kepada Aristagoras Miletus untuk memberontak terhadap raja Persia. Pesan disampaikan dengan cara mencukur kepala pembawa pesan dan mentato kepalanya dengan pesan tersebut. Kemudian saat rambutnya tumbuh kembali, pembawa pesan dikirimkan dan pada tempat tujuan rambutnya kembali digunduli dan pesan akan terbaca.
- Penggunaan tinta yang tidak terlihat pada pesan lainnya.
- Pada perang dunia II, Jerman menggunakan microdots untuk berkomunikasi. Penggnaan teknik ini biasa digunakan pada microfilm chip yang harus diperbesar sekitar 200 kali.
- Pada perang dunia II, Amerika Serikat menggunakan suku Indian Navajo sebagai media untuk berkomunikasi.
2.2.2 Digital Watermarking
Steganografi
pada saat ini banyak diterapkan dengan menggunakan file-file digital. Pada steganografi tulisan beberapa cara yang
biasa digunakan untuk menyembunyikan pesan adalah menggunakan ruang kosong,
baik ruang kosong antara baris maupun ruang kosong antara kata. Dengan
menggunakan bebearapa software khusus
pesan rahasia dapat disispkan pada ruang-ruang kosong tersebut.
Steganografi
juga mulai menggunakan file-file
multimedia sebagai kedok untuk menyembunyikan pesan rahasia, baik itu berupa
gambar, suara, atau video yang biasa disebut digital watermarking. Sebelum lebih lanjut dengan pembahasan
steganografi, perlu diketahui beberapa istilah yang sering igunakan. Berikut adalah beberapa istilah yang sering digunakan
dalam teknik steganografi:
- Carrier file : file yang berisi pesan rahasia tersebut
- Steganalysis : proses untuk mendeteksi keberadaanpesan rahasia dalam suatu file
- Stego-medium : media yang digunakan untuk membawa pesan rahasia
- Redundant bits : sebagian informasi yang terdapat di dalam file yang jika dihilangkan tidak akan menimbulakn kerusakan yang signifiakan (setidaknya bagi indera manusia)
- Payload : informasi yang akan disembunyikan
Teknik
yang digunakan pada digital watermarking
beragam tetapi secara umum teknik ini
menggunakan redundant bits sebagai tempat menyembunyikan pesan pada saat
dilakukan kompresi data, dan kemudian menggunakan kelemahan indera manusia yang
tidak sensitive sehingga pesan tersebut tidak ada perbedaan yang terlihat atau
yang terdengar. Cara yang paling sering digunakan adalah dengan mengganti LSB
(Least Significant Byte ) dengan pesan rahasia, dengan asumsi tidak semua data
dibutuhkan. Kelemahan dari teknik adalah dengan mengganti LSB, maka besar pesan
yang dapat disembunyikan menjadi tergantung dengan besar dari carrier file. Selain itu terdapat teknik
lain yang dapat digunakan yaitu Injection.
Teknik ini dengan langsung menyelipkan pesan rahasia pada carrier file. Namun dengan cara ini maka ukuran carrier file akan bertambah besar sesuai
dengan besar pesan tersebut.
Cara yang
harus dilakukan saat menggunakan digital
watermarking adalah menghapus file
asli dari carrier file. Karena jika
tidak bila dilakukan perbandingan dengan berbagai cara, perbedaan antara
keduanya dapat diketahui sehingga pesan dapat diketahui oleh orang lain.
Walaupun sekarang tanpa file asli beberapa
jenis steganografi dapat diktahui, caa ini merupakan cara yang harus dilakukan
untuk setidaknya mengurangi kemungkinan untuk dilakukannya perbandingan.
Steganografi
pada gambar biasanya menggunakan teknik penggantian LSB. Bagi computer gambar
adalah file yang berisi kumpulan
warna dan itntensitas cahaya pada daerah yang berbeda. Dengan menggunakan
pnggantian LSB, maka untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya digunakan 24 bit
Bitmap, dikarenakan ukurannya yang besar dan memiliki resolusi tinggi. Dengan
ukuran yang besar maka pesan yang dapat dibawa semakin besar dan dengan
resolusi tinggi tidak akan terlihat perubahan yang signifikan. Namun pada
kenyataannya bnyak yang menggunakan 8bit Bitmap atau dengan menggunakan format
lainnya seperti GIFF, JPEG, atau PNG untuk menghindari kecurigaan. Kelemahan
dalam steganografi menggunakan gambar adalah bila dikonversiakan menjadi format
yang lain, maka secara otomatis pesan yang disembunyikan akan hilang.
Walaupun
bukan termasuk dalam steganografi, teknik penyusunan gambar dapat digunakan
untuk menyembunyikan informasi dalam bentuk foto. Berikut adalah gambar contoh
dari presiden Amerika Serikat Abraham
Lincoln yang sebenarnya terdiri dari gabungan beberapa gambar:
Penggunaan file
audio juga dapat digunakan sebagai carrier
file untuk proses steganografi. Cara yang lazim adalah penggantian LSB
seperti yang digunakan pada steganografi gambar. Namun kendala yang dihadapi
adalah tidak jarang orang dapat membedakan hasil keluaran suara yang asli dan
yang telah disispi pesan. Maka dari teknik lainnya adalah dengan menambahkan echo yang isinya adalah pesan yang ingin
disembunyikan. Diluar dugaan setelah ditambahkan echo tidak jarang kualitas suara yang dihasilkan malahan lebih baik
daripada yang asli.
Terakhir penggunaan video untuk steganografi. Teknik
yang lazim digunakan dalam video steganografi ini adalah menggunakan DCT
(Discrete Fourier Transform). Dalam penggunaannya DCT mengubah sedikit gambar
dari beberapa frame, sehingga perubahan yang terjadi tidak dirasakan. DCT
sebenarnya menimpa nilai dari beberapa bagian dari gambar di video. Selebihnya
teknik penyusupan pesan memiliki cara yang sama penggunaannya dengan
steganografi pada gambar (seperti pengantian
LSB).
2.2.3 Steganalysis dan
Penggunaan Steganografi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, steganalysis
merupakan teknik yang digunakan untuk mengungkapkan
Namun teknik steganalysis tidak dapat digunakan untuk mengetahui
pesan yang disembunyikan bila ternyata pesan tersebut mengalami kriptografi.
Jadi cara yang baik untuk melakukan steganografi adalah dengan melakukan asumsi
bahwa orang akan tahu bahwa ada pesan yang disembunyikan sehingga dilakukan
pengamanan lagi dengan kriptografi. Pemilihan kriptografi juga jangan dilakukan
dengan sembarangan dan gunakan yang sudah terbukti keampuhannya seperti 3DES
dan SHA-1.
Penggunaan steganografi khususnya digital watermarking biasanya digunakan untuk menyimpan informasi
yang rahasia. Karena ukuran pesan yang dapat disimpan menggunakan digital watermarking relatif kecil, maka
informasi yang disimpan juga sesuatu yang rahasia namun dalam ukuran kecil.
Contoh penggunaannya adalah untuk nomor PIN, nomor rekening, nomor kunci public,
dan sebagainya. Selain itu penggunaan steganografi juga dapat digunakan untuk
untuk memberikan tanda copyright
terhadap file gambar, audio (seperti
mp3), dan video.
Steganografi tenyata digunakan juga untuk melakukan
tindakan criminal. Diduga juga steganografi
digunakan oleh para teroris untuk menjalankan aksinya. Dengan steganografi
peta, sasaran , dan rencana tindakan teroris disamarkan dalam situs-situs mailing list olahraga dan pada
situs-situs porno. Maka dari itu kelebihan dari steganografi sangat disayangkan
bila dipakai untuk tujuan kejahatan. Tindakan kejahatan lainnya yang mungkin
difasilitasi oleh steganografi yaitu untuk perjudian, penipuan, virus, dan
lain-lain.
2.3 Audio Steganografi
menggunakan MP3
Pada pembahasan ini akan dibahas teknik steganografi
dalam MP3 secara umum dan secara khusus mengacu pada software MP3Stego. MP3Stego adalah software yang dapat digunakan untuk meyembunyikan pesan dalam MP3.
Produk ini dapat digunakan secara bebas, namun terdapat beberapa kelemahan dari
produk ini karena hanya merupakan program bebas yang belum disempurnakan.
Keberadaan program ini ditujukan oleh pembuat hanya untuk membuktikan bahwa
steganografi dalam MP3 dapat dilakukan.
Cara untuk mengaplikasikan steganografi pada file audio terdiri dari beberapa cara yang lazim
digunakan, antara lain dengan cara mengganti atau menambahkan bit. Berikut
adalah beberapa teknik yang digunakan:
- Penggantian LSB. Cara ini lazim digunakan dalam teknik digital steganografi yaitu mengganti LSB input setiap samplingnya dengan data yang dikodekan. Dengan metode ini keuntungan yang didapatkan adalah ukuran pesan yang disispkan relative besar, namun berdampak pada hasil audio yang berkualitas kurang dengan banyaknya noise.
- Metode kedua yang digunakan adalah merekayasa fasa dari sinyal masukan. Teori yang digunakan adalah dengan mensubstitusi awal fasa dari tiap awal segment dengan fasa yang telah dibuat sedemikian rupa dan merepresentasikan pesan yang disembunyikan. Fasa dari tiap awal segment ini dibuat sedemikian rupa sehingga setiap segmen masih memiliki hubungan yang berujung pada kualitas suara yang tetap terjaga. Teknik ini menghasilkan keluaran yang jauh lebih baik daripada metode pertama namun dikompensasikan dengan kerumitan dalam realisasinya.
- Metode yang ketiga adalah penyebaran spektrum. Dengan metode ini pesan dikodekan dan disebar ke setiap spectrum frekuensi yang memungkinkan. Maka dari itu akan sangat sulit bagi yang akan mencoba memecahkannya kecuali ia memiliki akses terhadap data tersebut atau dapat merekonstruksi sinyal random yang digunakan untuk menyebarkan pesan pada range frekuensi.
- Metode terakhir yang sering digunakan adalah menyembunyikan pesan melalui teknik echo. Teknik menyamarkan pesan ke dalam sinyal yang membentuk echo. Kemudian pesan disembunyikan dengan menvariasikan tiga parameter dalam echo yaitu besar amplitude awal, tingkat penurunan atenuasi, dan offset. Dengan adanya offset dari echo dan sinyal asli maka echo akan tercampur dengan sinyal aslinya, karena sistem pendengaran manusia yang tidak memisahkan antaha echo dan sinyal asli.
Keempat metode di atas memiliki kesamaan yaitu menggunakan kelemahan
dari sistem pendengaran manusia. Maka dari itu teknik steganografi dalam MP3
juga akan menggunakan kelemahan ini untuk menyembunyikan pesan.
Seperti yang disebutkan diatas, MP3Stego dapat digunakan
untuk steganografi. Cara kerja dari program ini berdasarkan dari teknik
kompresi audio dari WAV ke MP3. Seperti yang sudah diketahui, MP3 adalah
kompresi yang bersifat “menghilangkan” data-data yang tidak signifikan bagi
pendengaran manusia, maka dari itu program ini menggunakan keuntungan itu
dengan tidak menghilangkan seluruh data yang redundant, melainkan
digantikan dengan pesan yang akan dimasukan.
Proses pengkodean dan kompresi MP3 secara umum terbagi
menjadi dua siklus iterasi, yaitu di dalam siklus iterasi berupa siklus untuk
ratifikasi dan di luar siklus iterasi untuk pengendalian distorsi dan noise. Gambar bagan kompresi MP3 seperti
di bawah ini:
Gambar 2. diagram proses
kompresi mp3
MP3Stego memasukan data pada saat proses kompresi pada proses di
dalam siklus iterasi.
Proses penyembunyian pesan secara garis besar adalah
pesan dikompresi lalu dienkripsi dan terakhir disembuyikan pada rangkaian bit
MP3. Setelah mengalami kompresi, lalu pesan tersebut dienkripsi untuk menjami
keamananya. Seperti yang telah dibahas diatas, pesan steganografi dianggap
dapat diketahui keberadaannya maka untuk keamanan pesan tersebut harus
dilakukan tindakan pengamanan, antara lain enkripsi. Enkripsi yang digunakan
adalah 3DES yang sudah teruji keandalannya, sehingga walaupun keberadaannya
diketahui isi pesan akan tetap aman.
Kemudian dilanjutkan dengan proses penyebaran pesan terenkripsi pada rangkaian bit MP3.
Proses ini merupkan proses yang terumit dalam keseluruhan proses. Pertama-tama
proses ini terjadi pada di dalam siklus iterasi, di dalam siklus iterasi ini
terjadi kuantisasi data dari sinyal input yang sesuai dengan model sistem
pendengaran manusia, dan mengumpulkan data-data tersebut hingga mencapai ukuran
yang tepat sehingga dapat dikodekan. Sedangkan siklus lainnya memastikan data
memenuhi spesifikasi model sistem pendengaran manusia. Kemudian untuk
menyisipkan pesan, pesan dijadikan parity bit untuk Huffman code dan scale factor.
Tentu saja dengan penggantian parity ini
harus ada yang disesuaikan, yaitu tahap akhir dari dalam siklus iterasi. Penyebaran data
dilakukan secara acak yang didasarkan atas SHA-1.
Melihat proses yang begitu mengutamakan keamanan maka
penyimpanan pesan menggunakan MP3Stego merupakan pilihan yang tepat.
Satu-satunya kemungkinan isi pesan dapat terungkap bila kata rahasia yang
digunakan untuk enkripsi dan penyebaran data diketahui.
Sayangnya MP3Stego tidak dapat menampung pesan yang
memiliki ukuran besar, karena besarnya ditentukan dari besar frame
MP3 dimana setiap frame hanya dapat
menampung 1 bit saja. Selain itu file audio yang digunakan sebagai carrier file harus memiliki spesifikasi
format WAV, 44100Hz, 16 bit, PCM, dan mono. Diluar spesifikasi tersebut proses
penyisipan pesan tidak dapat dilakukan, MP3 hasil kompresi juga mono
dimana file MP3 tidak wajar dengan format mono yang akan menimbulkan
kecurigaan. Tetapi sekali lagi program ini ditujukan unuk menunjukan bahwa
steganografi menggunakan MP3 dapat dilakukan.
BAB III
PERCOBAAN
Pertama-tama akan dicoba untuk menyembunyikan pesan
singkat yang memiliki nama pesan.txt,
yang berisi:
hello world, what's up!
This is testing using
mp3stego.=>
Kemudian file WAV yang
akan saya gunakan memiliki nama rx.wav yang sesuai dengan spesifikasi di
atas. Lalu dengan dua file sudah cukup untuk memulai proses.
Jalannya proses ini dilakukan dalam lingkungan command di WindowXP, kedua file harus berada dalam direktori yang
sama dengan program. Selanjutnya sesuai dengan manual, saya akan menjalankan
proses dengan hasil rx.mp3, dengan perintah seperti berikut:
encode -E pesan.txt rx.wav rx.mp3
Setelah itu akan diminta sebuah kata rahasia yang akan digunakan
dalam proses enkripsi dan penyebaran pesan, dan juga diminta untuk mengulangi
mengetik kata tersebut lagi. Terakhir proses kompresi dan penyisipan
dilakukan. Berikut adalah ilustrasinya:
Gambar 3. proses encoding
Kata rahasia yang digunakan adalah: stefanus.
Untuk proses encoding terdapat beberapa pilihan yang
dapat digunakan sebagai berikut:
Gambar 4. pilihan dalam
encoding
Selanjutnya dari file rx.mp3 akan dicoba
untuk mengambil pesan yang telah disembunyikan sebelumnya. Perintah yang
digunakan adalah:
decode -X rx.mp3
Kemudian akan ditanyakan kata rahasia yang digunakan pada saat
kompresi dahulu, dan akan diminta untuk konfirmasi lagi. Setelah itu pesan akan
ditampilkan dalam file rx.mp3.txt sebelumnya akan dihasilkan file dalam format PCM terlebih dahulu.
Gambar 5. proses decoding
Sama seperti proses encoding, pada proses decoding ini
juga disediakan beberapa pilihan, sebagai berikut:
Gambar 6. pilihan dalam decoding
Kemudian pada file rx.mp3
memiliki isi sebagai berikut:
hello world, what's up!
This is testing using
mp3stego.=>
Hasil dari file ini sama dengan pesan yang
disisipkan tadi. Sehingga secara keseluruhan program dapat berjalan dengan baik
dan proses berjalan dengan baik
Sekarang untuk menguji ketahanannya, saya mencoba untuk
memotong file MP3 hasil kompresi selama 20 detik. Kemudian saya mencoba
untuk mendengarkan file yang sudah
dipotong tersebut dengan menggunakan Winamp. Ternyata hasil keluaran suara
sangat jelek, dan waktu yang seharusnya 20 detik berkurang menjadi 5 detik. Tampaknya
file yang telah mengalami kompresi
dengan disisipi pesan menggunakan MP3Stego tidak dapat diperlakukan seperti file MP3 biasanya. Lalu saya mencoba
untuk melakukan proses decoding dan hasilnya adalah pesan error dari program tersebut.
Kemudian saya mencoba untuk menggunakan kata rahasia
yang salah. Ternyata proses ekstraksi data tetap dilakukan, namun pada akhirnya
muncul pesan error oleh program
tersebut.
Gambar 7. pesan error dari program
Jadi proses enkripsi dilakukan dengan menggunakan kata rahasia palsu
tersebut, namun hasil yang dihasilkan salah sehingga muncul pesan error dari program. Dapat disimpulkan
tanpa kata rahasia pesan tetap aman tidak dapat diakses oleh orang lain.
Setelah itu untuk
mengetahui seberapa besar dari kapasitas pesan yang dapat disisipkan, saya
mencoba untuk menggunakan file dengan ukuran 4 kbytes yaitu file readme.txt dari program. Saya
menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya untuk encoding dan hasilnya
seperti ilustrasi di bawah ini:
Gambar 8. tampilan bila
ukuran pesan terlalu besar
Pada tampilan dapat dilihat ukuran maksimum data 14964 bits, angka
ini didapatkan dari jumlah frame (7482 frame) yang dikalikan dengan dua. File input WAV memiliki format 16 bit
setiap sample sama dengan 2 byte untuk setiap sample. Dengan ini satu frame
mampu menampung 2 bit data pesan.
Kemudian saya mencoba untuk mengetahui besarnya file mp3 dengan data yang disisipkan
berbeda ukuran. Ternyata pada hasil akhirnya besar dari file mp3 tetap sama, walaupun ukuran pesan yang disisipkan memiliki
selisih yang cukup besar. Dengan ini berarti dalam proses kompresi memang
disediakan tempat sebanyak dua kali jumlah frame untuk alokasi pesan rahasia.
Maka dari itu dengan ukuran pesan yang berbeda dapat menghasilkan ukuran file mp3 yang sama.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
Teknik steganografi dibandingkan dengan kriptografi
memiliki keunggulan yaitu dengan steganografi keberadaan dari informasi yang
disembunyikan tidak dapat dideteksi dengan mudah, dengan steganografi informasi
disembunyikan sedemikian rupa sehingga menghilangkan kecurigaan. Sedangkan
untuk kriptografi keberadaan dari informasi yang disembunyikan dengan jelas
diketahui.
Dengan meluasnya teknologi digital, maka steganografi
pun mulai diterapkan pada file-file digital yang dikenal dengan
sebutan digital watermarking. Penerapannya pada file-file
gambar, audio, dan juga video. Biasanya digital
watermarking mengeksploitasi kelemahan indera manusia baik pendengaran
maupun penglihatan. Teknik yang paling awam digunakan adalah penggantian LSB
(Least significant bit) dari suatu rangkaian data dengan informasi yang hendak
disisipkan. Namun ukuran informasi yang dapat disisipkan tergantung dari besar carrier file.
Teknik steganografi dalam file multimedia dapat juga diterapkan dalam proses kompresi data.
Dengan menggunakan format kompresi yang bersifat loosy (menghilangkan), data-data redundant yang seharusnya dihilangkan beberapa dapat diganti dengan
informasi yang ingin disisipkan. Biasanya dalam proses kuantisasi data proses
penyisispan informasi tersebut terjadi.
Penggunaan MP3Stego sebagai alat steganografi ternyata
memiliki hasil yang cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa audio steganografi
dapat dilakukan Dengan adanya pengamanan enkripsi data menggunakan 3DES dan
juga penyebaran data yang dilakukan secara acak mnggunakan prinsip SHA-1 yang
mana keduanya telah diuji ketangguhannya. Pesan yang disimpan akan aman tidak
dapat diakses oleh orang yang tidak memiliki kata rahasia yang dipakai. File mp3 dari hasil kompresi tidak dapat
diperlakukan sama seperti file mp3
biasanya, seperti dipotong. Selain itu error
handling dari program ini memadai sehingga program ini dapat digunakan
dengan keamanan yang terjamin.
Teknik steganografi yang baik memiliki prinsip bahwa
informasi tersebut dapat diakses oleh orang lain, sehingga dengan asumsi
tersebut kerahasiaan dari imformasi tersebut akan dijaga contohnya menggunakan
enkripsi. Teknik steganalysis hanya dapat mengetahui keberadaan steganografi
saja dan belum dapat mengetahui isi dari informasi yang dirahasiakan bila
digunakan enkripsi data.
Pengguanaan steganografi pada MP3 dapat dijadikan
alternatif media menyampaikan pesan rahasia. Pertama karena sifat dari
steganografi yang sulit dideteksi keberadaannya. Lalu sifat dari MP3 yang ubiquitos
sehingga memungkinkan proses
transfer tidak menimbulkan kecurigaan. Dengan kedua kelebihan tersebut maka
steganografi MP3 merupakan alat yang baik untuk menyembunyikan pesan.
4.2 Saran
Steganografi menggunakan MP3 sungguh layak menjadi media
penyimpanan informasi yang sifatnya rahasia. Karena keunggulan yang dimiliki
menjadikan steganografi menggunakan MP3 salah satu yang terbaik dalam
kerahasiaannya.
Untuk yang ingin mengembangkan lagi makalah ini masih
terdapat beberapa hal yang dapat diperdalam. Proses penyisipan informasi dapat
dipaparkan lebih dalam lagi untuk mendapatkan pengertian cara kerjanya.
Kemudian dapat berpedoman pada software
lainnya yang lebih canggih untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar