PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sebagai suatu proses sosial,
meletakkan bobotnya pada interaksi orang-orang, baik orang-orang yang berada di
dalam maupun di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di
bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen pendidikan
merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan
bukanlah tugas yang ringan, karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan
teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, sehingga
menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Sayangnya, selama ini aspek
manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat
perhatian yang serius, sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang
berfungsi dengan baik.
Lemahnya manajemen pendidikan juga
memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari
jumlah peserta didik yang mengulang dan putus sekolah. Dari
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa belum mengenanya
fungsi-fungsi dari manajemen karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya
fungsi-fungsi manajemen.
B. Rumusan Masalah
1.
Unsur –
Unsur Manajemen
Pendidikan
2. Fungsi-Fungsi Management
Pendidikan
3.
Aplikasi
Unsur Dan Fungsi Manajemen pendidikan
BAB II
PENDAHULUAN
A. UNSUR
– UNSUR MANAJEMEN PENDIDIKAN
Adapun
unsur-unsur pendidikan adalah:
- Anak
didik : Pihak
yang menjadi obyek utama pendidikan
- Pendidik
: Pihak yang menjadi subyek dari pelaksanaan
pendidikan
- Materi :
Bahan atau pengalaman belajar yang disusun menjadi kurikulum
- Alat
pendidikan : Tindakan yang menjdi kelamgsungan mendidik
- Lingkumgan : keadaan yang berbengaruh terhadap hasil
pendidikan
- Dasar
dan landasan pendidikan : Landasan yang menjadi fundamental dari
segala kegiatn pendidikan.
Pendidikan
adalah suatu usaha sadar yang teratur dan tematis yang dilakukan seseorang
untuk mempengaruhi agar anak mempunyai sifat dan tabiat yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.Yang menjadi eksistensi mendidik terletak pada tujuan mendidik,
sedang mengajar eksistensinya terletak pada materinya.Oleh karena itu dapat
disimpulkan mendidik lebih luas dari pada mengajar,dan mengajar merupakan
sarana dalam mendidik.
Adapun
faktor-faktoryang membatasi kemampuan pendidikan :
- Faktor
anak didik : di dalam anak didik terdpt potensi-potensi yang butuh pendidikan
dari luar
- Faktor
pendidik : guru mempunyai metode penyampian yang berbeda dan beragam.
- Faktor
lingkumgan : lingkungan sangat berpengaruh baik positif maupun negatif.
Lama
pendidikan tidak akhirnya.Menurut Lengeverd bahwa di saat ketika anak itu telah
sadar atau mengenal kewibawaan.Adapun ciri-cirinya:adanya kestabilan,sifat
tanggung jawab dan sifat berdiri sendiri. Menurut sarjanawan pendidikan dari
Barat lama pendidikan jika anak telah berumur 20 atau 21 tahun sedang menurut
bangsa Timur,bahwa prndidikan tidak hanya di mulai sejak prenatal melainkan di
mulai sejak anak diciptakan(konsepsi). Dasardan tujuan merupakan salah masalah
ynng sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan.Oleh karena itu dasar akan
mennetukan corak dan isi dari pendidikan akan menuju arah mana anak dibawa.[1]
C. FUNGSI-FUNGSI MANAGEMENT PENDIDIKAN
1.
Lima
Fungsi Utama Manajemen
Penting untuk diingat, bahwa manajemen adalah
suatu bentuk kerja. Manager, dalam melakukan pekerjaannya, harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen, yang
terdiri dari,
1)
Planning- menentukan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar
dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
2)
Organizing- mengelompokkan dan menentukan berbagai
kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
itu.
3)
Staffing-
menentukan keperluan-keperluan sumberdaya manusia, pengarahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.
4)
Motivating- mengarahkan atau menyalurkan perilaku
manusia kearah tujuan-tujuan. Bernard Berelson dalam Siswanto, mendefenisikan
motivasi sebagai keadaan jiwa dan sikap mental manusai yang memberikn energi,
mendorong kegiatan, dan mengarah dan menyalurkan perilaku ke arah mencapai
kebutuhan yang memberikan kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.[2]
5)
Controlling- mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan,
menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil
tindakan-tindakan korektif dimana perlu.[3]
2.
Fungsi-Fungsi
Manajemen
1)
Perencanaan[4]
·
“Self-audit”-
menentukan keadaan organisasi sekarang.
·
“Survey”
- lingkungan.
·
“Objectives”-
tujuan.
2)
Pengorganisasian
·
“Identity”-
tetapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
·
“Break
work down”- bagi-bagi pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang.
·
Tugas-tugas
kelompok menjadi posisi-posisi.
3)
Kepegawaian
·
Tentukan
keperluan-keperluan sumber daya
·
Kerahkanlah
pegawai-pegawai sedapat mungkin
·
Saringlah
4)
Pemotivasian
·
Berhubungan
dengan staf dan jelaskan tujuan-tujuan kepada bawahan.
·
Bagi-bagikan
ukuran-ukuran pelaksanaan- “performance standards”-
·
Latih
dan bimbing bawahan untuk memenuhi ukuran-ukuran pelaksanaan itu.
5)
Pengawasan
·
Tetapkan
ukuran-ukuran.
·
Perbaiki
penyimpangan-penyimpangan.
·
Berhubungan
selalu selam proses pengawasan.[5]
Manajemen
pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan
pengelolaan proses pembelajaran. Dalam hubungan ini, terdapat beberapa fungsi
manajemen pendidikan. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, pandangan
dari beberapa ahli ialah sebagai berikut:
Menurut
G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
1.
Planning (perencanaan);
2.
Organizing (pengorganisasian);
3.
Actuating (pelaksanaan); dan
4.
Controlling (pengawasan).
Henry
Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi :
1.
Planning (perencanaan);
2.
Organizing (pengorganisasian);
3.
Commanding (pengaturan);
4.
Coordinating (pengkoordinasian); dan
5.
Controlling (pengawasan).
Harold
Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan); dan
5. Controlling (pengawasan).
L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:
1. Planning (perencanaan);
2. Organizing (pengorganisasian);
3. Staffing (penentuan staf);
4. Directing (pengarahan);
5. Coordinating
(pengkoordinasian);
6. Reporting (pelaporan); dan
7. Budgeting (penganggaran).
Berbicara
tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi
manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang
industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen itu adalah
merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar
ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga
sekarang.
Sementara
itu Robbin dan Coulter[6] mengatakan bahwa fungsi
dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim[7] menyatakan bahwa fungsi
manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal,
yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan
adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam
bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai
mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam
perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh
para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan
bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan
pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan
Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk
mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana
Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
وَلْتَنظُرْ نَفْسُُ مَّاقَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ
بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ketika
menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya
untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui
batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk
mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa
dicapai secara seimbang.
Mahdi
bin Ibrahim[8]mengemukakan
bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah
perencanaan, yaitu :
- Ketelitian
dan kejelasan dalam membentuk tujuan
- Ketepatan
waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
- Keterkaitan
antara fase-fase operasionalrencana dengan penanggung jawab operasional, agar
mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai.
- Perhatian
terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat,
mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung
jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya,
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan
evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
- Kemampuan
organisatoris penanggung jaawab operasional.
Sementara
itu menurut Ramayulis[9] mengatakan bahwa dalam
Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
- Penentuan
prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan
agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan,
masyarakat dan bahkan murid.
- Penetapan
tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan
- Formulasi
prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
- Penyerahan
tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
Dari
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam
perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa
perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik
bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin
agar menemui kesuksesan yang memuaskan.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Ajaran
Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu
secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan
yang tersusun rapi.
Menurut
Terry[10] pengorganisasian
merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh
sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan sukses.
Organisasi
dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada
bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan
pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan
bawahan.[11]
Sementara
itu Ramayulis[12]menyatakan
bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara
transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat
individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Sebuah
organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain
perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua
prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan
lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan
Islam.
Dari
uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua
setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi
karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh
satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan
terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan
keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk
diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan
kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan
keterampilan dan pengetahuan.
3.
Fungsi Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah proses memberikan
bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang
berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang
diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang
yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang
diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan.
Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah,
larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem
komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
Dalam
manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang
yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah
setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan,
konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang
berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan
diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan
berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima
pengarahan.
Dengan
demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen
pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius
kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan
sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Pengawasan
adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna
menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri[13] menyatakan bahwa dalam
pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus,
mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Dalam
pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus
menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang
bersifat materil maupun spirituil.
Menurut
Ramayulis[14]pengawasan
dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan
bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga
Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia.
Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan
yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai
pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih
mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh
nilai-nilai keislaman.
C. APLIKASI UNSUR DAN FUNGSI
MANAJEMENPENDIDIKAN[15]
Tuntutan akan lulusan lembaga
pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya persaingan
dalam lapangan kerja. Pendidikan dan lembaga-lembaga pendidikan mengupayakan
segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik
lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Tata
Administrasi Negara ( TAN) dan Tata Laksana Pemerintahan ( TLP) dalam bidang
pendidikan haruslah dapat menyesuaikan dan menjawab tantangan tersebut.
Untuk mencapai terselenggaranya
pendidikan bermutu, dikenal dengan perlunya paradigma baru pendidikan yang
difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi.
Unsur-unsur paradigma baru pendidikan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Pengertian otonomi dalam pendidikan
belum sepenuhnya mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi
paling tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti
dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/ staf non
akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar
akademik. Dalam penerapannya di sekolah. misalnya, paling tidak bahwa
guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mempunyai otoritas di
kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi di atasnya .
Akuntabilitas diartikan sebagai
kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pelanggan.
Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut
dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua
program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi
(keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk penggunaan
semua sumberdayanya.
Suatu pengendalian dan akreditasi dari
luar diperlukan melalui proses evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga
pendidikan tersebut. Hasil akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat
yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan
produk atau jasa yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu
badan yang berwenang.
Adapun evaluasi adalah suatu upaya
sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan
kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau
unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam
proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara
internal atau eksternal.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah proses
pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan
atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan
melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif
untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Banyak
sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan tentang fungsi-fungsi
manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia mengatakan bahwa fungsi
manajemen itu di antaranya adalah Fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
Ada
banyak pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen diantaranya yaitu, : Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing),
dan Pengendalian (Controlling).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar