BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Bergesernya
dasar legitimasi kepemimpinan dari “atas” ke “bawah” dengan sendirinya mengubah
hubungan antara negara dengan masyarakat. Apabila dalam kepemimpinan
tradisional masyarakatlah yang mengabdi pada penguasa, maka dalam sistem
demokrasi justru pemerintah yang mengabdi pada kepentingan rakyat dan
harus mempertanggungjawabkan kekuasaannya kepada rakyat yang memilih.
Fungsi negara berubah dari “dilayani” menjadi “melayani”. Artinya pemimpin
dituntut untuk tanggap terhadap aspirasi yang berkembang dalam masyarakat
serta harus mampu menyediakan barang dan jasa bagi kepentingan rakyat banyak.
Keabsahan
dan keagungan seorang pemimpin tidak dapat lagi ditunjukkan melalui
upacara-upacara kebesaran atau pembangunan monumen-monumen yang
spektakuler seperti yang dilakukan raja-raja di masa lampau. Dukungan
terhadap pimpinan dalam sistem pemerintahan modern sangat ditentukan oleh
kemampuannya untuk memberikan rasa aman serta meningkatkan
kesejahteraannya.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan makalah ini, yaitu :
1)
Pengertian
Politik
2)
Pengaruh Politik
terhadap kesejahteraan rakyat
3.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada kita tentang pengaruh politik terhadap
kesejahteraan rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Politik
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari,
untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan
antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami
beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik,
perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah
pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
2.
Politik dan Kesejahteraan Rakyat
Kaitan politik-kesejahteraan sudah sejak lama
menjadi perdebatan panjang di kalangan sarjana ilmu politik dan ekonomi.
Perdebatan berpangkal pada pertanyaan kembar: Apakah politik dapat mengantar ke
kesejahteraan? Apakah politik merupakan jalan tunggal menuju kemakmuran?
Tingkat kesejahteraan yang tinggi memang
banyak dijumpai di negara-negara yang menerapkan sistem politik demokrasi,
seperti Amerika dan Eropa. Oleh karena itu, Joseph Siegle (2007) dengan lantang
meyakinkan dunia, "demokrasi di negara-negara industri dikenal sebagai
yang paling dinamis, inovatif, dan ekonomi yang paling produktif di dunia;
demokrasi ini telah memungkinkan negara-negara maju mengakumulaasi dan
mempertahankan perbaikan kualitas hidup warga negara mereka selama beberapa
generasi."
Bagi Indonesia, keyakinan demokrasi
menjadi jembatan mencapai kesejahteraan bukan lagi mitos, tetapi seolah menjadi
kutukan. Sudah hampir satu dekade Indonesia berpaling dari otoritarianisme,
tetapi demokrasi tak membawa perubahan apa-apa. Di antara banyak penyebab
kebuntuan jalan adalah demokrasi menyediakan ruang bagi penumpang gelap yang
kemudian membajak sistem pemerintahan baru. Mereka adalah elite-elite lama yang
menguasai sumber daya politik-ekonomi, kapital, dan jaringan di pusat-pusat
pengambilan kebijakan di lembaga pemerintahan.
Gejolak
politik di Indonesia sebenarnya berawal dari banyaknya kebijakan para penguasa
politik yang justru lebih mengedepankan kepentingan pribadi dibandingkan
kepentingan rakyat itu sendiri. Hal inilah sebenarnya yang memicu terjadinya
gejolak politik yang justru bisa memberikan dampak negatif secara global yang
bisa merugikan rakyat ataupun bangsa Indonesia. Perebutan kekuasaan bagi para
politikus menjadi salah satu motif terjunnya mereka ke dunia politik. Selain
itu, segala yang dibuat berupa kebijakan yang berbalut kepentingan rakyat
padahal semata-mata untuk keuntungan pribadi mereka sendiri. Kebiasaan yang
sudah membudaya seperti melalaikan kepentingan rakyat inilah yang membuat
mereka selalu mengedepankan kepentingan pribadi demi mendapatkan kekuasaan.
Banyaknya
janji yang dibuat demi membangun kesejahteraan masyarakat, kini hanyalah angin
lalu yang sudah tak bisa diharapkan lagi oleh bangsa Indonesia. Bahkan dengan
janji-janji inilah para politikus bisa menegakkan kekuasaanya. Setelah semua
keinginan mereka tercapai, maka janji tinggalah janji. Buktinya, rakyat masih
banyak sekali yang kurang dari kesejahteraan malah sebaliknya. Bahkan, dalam
perjalanan politik sendiri menganut hukum rimba dimana yang menang adalah yang
berkuasa. Rakyat hanyalah menjadi korban iming-iming para pelaku politik di
Indonesia. Kini rakyat bukan lagi raja yang seharusnya diperdengarkan haknya
sebagai warga negara Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Politik
berfungsi sebagai sarana mencapai kehidupan yang lebih baik, bahkan politik
dapat dikatakan sebagai the second best system, yang tidak ada nomor
satunya.
Politik
tentu berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat. Politik yang dilaksanakan
dengan baik di sebuah negara akan berbanding lurus terhadap kenaikan tingkat
kesejahteraan rakyatnya.
Sebaliknya,
politik yang buruk, yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongan
saja, tentu kesejahteraan rakyat yang akan dikorbankan. Rakyat akan semakin
menderita dan jauh dari kata kesejahteraan.
2.
Saran
Mudah-mudahan
makalah ini bisa bermanfaat khususnya untuk pribadi penyusun dan umumnya untuk
semua pembaca. Kekurangan tentunya masih banyak terdapat pada penyusunan
makalah ini, kritik dan saran dari pembaca akan sanagat membantu untuk lebih
menyempurnakan penyusunan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar